Kesehatan
suatu negara dimulai dari kesehatan individu-individu dalam sebuah keluarga.
Apabila semua keluarga di Indonesia sehat, maka akan terbentuk negara yang sehat.
Terwujudnya keadaan sehat adalah hak asasi manusia dan sekaligus modal dasar keberhasilan
pembangunan bangsa. Jika pelayanan kesehatan tidak tersedia (available), tidak
tercapai (accesible), tidak terjangkau (affordable), tidak terpadu
(integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit diharapkan
terwujudnya keadaan sehat tersebut.
Pelayanan
kesehatan kedokteran ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah datangnya
suatu penyakit. Implementasi konsep primary health care dalam pelayanan
kesehatan berbeda, antara negara-negara berkembang dengan negara-negara maju.
Indonesia contohnya, sebagai salah satu negara berkembang, penyelenggaraan
pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan primer
diselenggarakan secara terpadu melalui pelayanan kesehatan primer. Hal ini
karena masalah kesehatan masyarakat Indonesia masih dominan dan jumlah serta
kategori petugas atau sarana kesehatan masih terbatas. Sedangkan di
negara-negara maju, pelayanan kesehatan perorangan dilaksanakan secara terpisah
dari pelayanan kesehatan masyarakat melalui pelayanan dokter keluarga. Pelayanan
kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh petugas dan sarana kesehatan
masyarakat yang didirikan khusus untuk hal tersebut.
Pelaksanaan
Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) pada dokter keluarga keluarga dimulai tahun 1996 di beberapa Dati
II antara lain Kota Madiun, Kota dan Kabupaten Kediri, Kota dan Kabupaten Malang
dan mulai tahun 1999 dikembangkan di Kota Surabaya dan sekitarnya (PTAskes,2000).
Dalam pelaksanaanya nasyarakat masih kurang mengetahui tentang dokter keluarga secara
jelas. Berbagai upaya promosi telah dilaksanakan oleh dokter keluarga sendiri,
melalui media masa serta langsung ke instansi-instansi dan masyarakat luas,
dengan harapan dapat meningkatkan kesertaan masyarakat memanfatkan pelayanan dokter
keluarga. Adapun intervensi kedokteran keluarga dalam mewujudkan kesehatan yang
harus diketahui oleh masyarakat meliputi:
a.
Care Provider
Penyelenggara Pelayanan
Kesehatan yang mempertimbangkan pasien secara holistic sebagai seseorang
individu dan sebagai bagian penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu
dalam wujud hubungan professional dokter pasien yang saling mempercayai dan
juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat
diaudit dan dipertanggungjawabkan.
b. Communicator
Penghubung atau Penyampai Pesan yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya.
Penghubung atau Penyampai Pesan yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya.
c.
Decision
Maker
Pembuat
Keputusan yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan
teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan
mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, untuk kepentingan pasien
sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik.
d.
Manager
Yang
dapat bekerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di
luar system kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya
berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap mempimpin
klinik, sehat, sejahtera dan bijaksana.
e.
Community
Leader
Pemimpin
rakyat yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyerahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat
kepada kelompok penduduk dan melakukan kegiatan atas nama masyarakat dan
menjadi panutan masyarakat.
Selain itu, adanya pemberian pelayanan kesehatan paripurna kepada
peserta dan keluarganya, dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat masyarakat
guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal pun telah tercantum
didalamnya. Dokter keluarga tentunya akan mengenal betul kondisi medis seluruh
anggota keluarga yang ditanganinya. Bahkan, lengkap dengan rekam medisnya sejak
lahir. Apa pun masalah medis yang dihadapi anggota keluarga, dokter keluarga
jadi tempat bertanya sekaligus berobat. Karena dokter keluarga sudah
mengenal setiap anggota keluarga langganannya, maka setiap anggota keluarga
terjamin akan selalu aman dalam berobat. Alasannya, tidak mungkin dokter
keluarga yang sudah sangat mengenal dekat anggota keluarga yang ditanganinya
akan membahayakan mereka, dibandingkan dengan berobat ke dokter selewat seperti
kebanyakan terjadi sekarang ini.
Indonesia sehat dapat diwujudkan melalui keluarga-keluarga
yang sehat, sehingga membentuk masyarakat sehat. Mari berperilaku hidup bersih
dan sehat, selalu mengonsumsi makanan yang sehat teratur, sayur dan buah, serta
senantiasa berolah raga atau melakukan aktivitas fisik, melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin, tidak merokok, dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Serta
tidak terlepas dari intervensi kedokteran keluarga sebagai pengawas dalam mewujudkan
kesehatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Allan
H., Lawren A. May, Alber G Muller JR. 1995. Primary Care Medicine. JB.
Lipincott Company.
Family Medicine Team of FM-UGM, FM-UNS, FM-UI, and PDKI Pusat Jakarta. 2009. Family Medicine Education and Development in National Health System. Yogyakarta : Center of Family Medicine.
Dyah Ayu Ris P / 21601101046
Family Medicine Team of FM-UGM, FM-UNS, FM-UI, and PDKI Pusat Jakarta. 2009. Family Medicine Education and Development in National Health System. Yogyakarta : Center of Family Medicine.
Dyah Ayu Ris P / 21601101046
0 Comments