Virus corona baru atau COVID-19 yang kini tengah mewabah di Indonesia benar-benar mengubah kehidupan psikososial manusia sebagai individu maupun peran dalam komunitas, merusak fungsi dan peran normal manusia pada umumnya yang mana kita menjaga hubungan baik pada sesama sebagai mahluk social, namun pada saat ini kita seakan menjalankan aktivitas penuh dengan kehati-hatian yang cenderung panik. Batasan demi Batasan yang dianggap sebagai bentuk preventif dari COVID-19 ini.
berbagai cara yang dapat dilakukan
guna mencegah penyebaran virus corona baru atau COVID-19 misalnya, dengan menjaga daya tahan tubuh tetap
prima, menjaga pola makan yang baik bahkan dengan tambahan suplemen immune
booster, menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan menerapkan social
distancing. Selain yang disebutkan diatas, mencuci tangan dengan sabun
dan hand sanitizer menjadi salah satu kebiasaan yang mulai
menjadi “kebutuhan pokok” dalam menjalankan segala aktivitas kesehariannya
dan menjadi anjuran dalam menjalankan tindakan preventif pada situasi saat ini.
Hal ini bertujuan untuk membunuh berbagai jenis virus dan bakteri di sekitar
kita, termasuk coronavirus.
Adanya
COVID-19 yang mewabah dan berujung pada kampanye yang masif perihal social
distancing yang mengakibatkan hand sanitizer diburu dimana-mana, selain masker.
Meskipun mencuci tangan dengan sabun lebih baik, masyarakat tetap bersikeras
membeli hand sanitizer. Sebab, masyarakat meyakini, hand
sanitizer sebagai salah satu upaya mengurangi pertumbuhan
mikroorganisme di tangan.
Terdapat dua
jenis hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan
berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada
tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand sanitizer spray merupakan
pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman
pada tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%.
Hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan hand
sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman (Diana, 2012). Hand sanitizer memiliki
berbagai macam zat yang terkandung. Secara umum mengandung alkohol 60-90%,
benzalkonium chloride, benzethonium chloride, chlorhexidine, gluconatee,
chloroxylenolf, Namun yang paling umum ditemukan mengandung alkohol dan
triklosan. Hand sanitizer juga berisi emolien seperti gliserin, glisol
propelin, atau sorbitol yang mampu melindungi dan melembutkan kulit (Kemenkes,
2011).
Banyak hand
sanitizer yang berasal dari bahan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama
dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa
jelly, gel atau busa untuk mempermudah dalam penggunaannya. Gel ini mulai
populer digunakan karena penggunaanya mudah dan praktis tanpa membutuhkan air
dan sabun. Gel sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi masyarakat.
(Hapsari, 2015). Seiring perkembangan zaman, dikembangkan juga pembersih tangan
non alkohol, tetapi jika tangan dalam keadaan benar – benar kotor, baik oleh
tanah, udara, darah, ataupun lainya, mencuci tangan dengan air dan sabun lebih
disarankan karena gel hand sanitizer tidak dapat efektif membunuh kuman dan
membersihkan material organik lainnya. Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik /desinfektan untuk
desinfeksi permukaan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk kulit yang luka
(Hapsari, 2015).
Lantas
bagaimana dengan efektivitas hand sanitizer sendiri terhadap proses eradikasi
kuman dan sejenisnya yang digunakan saat mencuci tangan ?
Pada
penelitian Fajar Ardi Desiyanto sebelumnya yang meneliti tentang tingkat efektivitas
mencuci tangan menggunakan cairan pembersih tangan antiseptik (hand sanitizer)
terhadap jumlah angka kuman menyebutkan bahwa kadar alkohol yang efektif
digunakan sebagai hand sanitizer berkisar antara 60% sampai 95% sehingga kadar
larutan hand sanitizer yang mengandung kadar alkohol kurang dari 60% tidak
dapat secara efektif membunuh bakteri atau virus yang terdapat pada tangan atau
alat kesehatan lainnya. Alkohol akan bekerja maksimal pada konsentrasi 60-80%.
Konsentrasi terbaik alkohol sebagai antiseptik adalah 60-80%. Konsentrasi
alkohol lebih tinggi mengurangi kemampuannya dalam mendenaturasi protein karena
denaturasi protein membutuhkan air. Sehingga dalam pemilihan hand sanitizer
sebagai alternatif untuk mencuci tangan, perlu dipertimbangkan komposisinya
agar dalam pemakaiannya benar-benar efektif terhadap penurunan jumlah angka
kuman pada tangan.
Daftar Pustaka
Shu,
M. (2013). Formulasi Sediaan Gel Handsanitizer Dengan Bahan Aktif Triklosan
0,5% Dan 1%. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 2(1), 1-14.
World
Health Organization. (2005). Guidelines for Handsanitizer Formulation Design
and Drug Delivery. Singapore : John
Wiley and Sons.
Wijaya,
J. I. (2013). Formulasi Sediaan Gel Handsanitizer Dengan Bahan Aktif Triklosan
1,5% dan 2%. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 2(1), 1-14.
Mohammad Yahya Al-Hilal/21601101049
0 Comments